Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah (Seorang Ulama
terkemuka, Teologi islam, yang menjadi panutan dalam bermadhab Hambaly,
sekaligus Ulama yang keluar masuk penjara dalam perjuangannya menegakkan yang
haq dan membenamkan yang batil, yaitu Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin
Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah bin
Anas bin ‘Auf bin Qasith bin Mazin bin Syaiban bin Dzuhl bin Tsa‘labah
adz-Dzuhli asy-Syaibaniy, W: 241H) mengatakan bahwa “penduduk Syam tidak memiliki hadits yang lebih mulia
dari pada hadits ini”.
Negeri Syam atau Syam adalah negeri yang terdiri dari beberapa
negara pada saat ini, yaitu : Suriah, Palestina, Yordania dan Libanon.
Jadi yang dimaksud negeri Syam
dalam literatur sejarah Islam adalah wilayah dalam empat negara ini, dan
Damaskus adalah ibukotanya. Tapi sayang wilayah ini sekarang telah
terpecah menjadi empat negara sebagai dampak dari imprealisme barat di
masa lalu.
Diriwayatkan oleh An-Nawawi
dalam kitabnya Al-Adzkar, beliau mengatakan, telah mengkhabarkan kepada kami,
guru kami Syaikh Al-Hafisz Abu Baqa’ Khalid bin
Yusuf An-Nabusi, kemudian Ad-Dimisqy
rahimahullah katakan bahwa telah mengkhabarkan kepada kami Abu Thalib Abdullah, Abu Mansur Yunus, Abu
Qasim Husaian bin Hibatullah bin Misry, Abu
Ya’la Hamzah dan Abu Thahir Ismail,
mereka semua mengatakan bahwa telah mengkhabarkan kepada kami Abu Hafidz Qasim Ali bin Hasan, yaitu Asyakir
(Ali bin Hasan bin Hibbatullah bin Asyakir), dia katakan bahwa telah
mengkahabarkan kepada kami Asy-Syarif Abu Qasim
Ali bin Ibrahim bin Abbas Husain yang menjadi khatib di Damaskus,
dia katakan bahwa telah mengkhabarkan kepada kami Abu
Abdullah Muhammad bin Ali bin Yahya bin Sulwan, dia telah katakan
bahwa telah mengkhabarkan kepada kami Abu Qasim
Al-Fadl bin Ja’far, dia katakan bahwa telah mengkhabarkan kepada
kami Abu Bakar Abdullah bin Qasim Al-Faraj
Al-Hasyimy, dia katakan bahwa telah mengkhabarkan kepada kami Abu Mushir (Abdul A’laa Mushir), dia katakan
bahwa dia telah mengkhabarkan kepada kami Sa’id bin Abdul Aziz dari Rabi’ah bin
Yazid dari Ibnu Idris Al-Hawlany dari
Abu Dzarr Ra, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam,
dari Jibril ‘alaihi wasallam,
dari Allah tabaaraka wa ta’ala, bahwa
Dia telah berfirman,
يَا
عِبَادِيْ إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ
مُحَرَّماً فَلا تَظَّالَمُوا. يَا عِبَادِيْ إِنَّكُمُ الَّذِيْنَ تُخْطِئُوْنَ
بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا الَّذِيْ أَغْفِرُ الذُّنُوبَ وَلَا أُبالِيْ
فَاسْتَغْفِرُوْنِيْ أَغْفِرْ لَكُمْ. يَا عِبَادِيْ كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ
مَنْ أَطْعَمْتُهُ، فَاسْتَطْعِمُونِيْ أُطْعِمْكُمْ. يَا عِبَادِيْ كُلُّكُمْ
عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ، فَاسْتَكْسُونِيْ أَكْسِكُمْ. يَا عِبَادِيْ لَوْ
أَنَّ أوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَفْجَرِ
قَلْبِ رَجُلٍ مِنْكُمْ لَمْ يَنْقُصْ ذَلكَ مِنْ مُلْكِيْ شَيْئاً. يَا عِبَادِيْ
لَوْ أنَّ أوَّلَكُمْ وآخِرَكُمْ وَإنْسَكُمْ وَجِنَّكِمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى
قَلْبِ رَجُلٍ مِنْكُمْ لَمْ يَزِدْ ذَلِكَ فِيْ مُلْكِيْ شَيْئاً. يَا عِبَادِيْ
لَوْ أنَّ أوَّلَكُمْ وآخِرَكُمْ وَإنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كانُوْا فِيْ صَعِيْدٍ
وَاحِدٍ فَسْأَلُوْنِيْ فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إنْسَانٍ مِنْهُمْ مَا سَأَلَ لَمْ
يَنْقُصْ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْبَحْرُ أَنْ
يُغْمَسَ الْمِخْيَطُ فِيْهِ غَمْسَةً وَاحِدَةً. يَا عِبَادِيْ إنَّمَا هِيَ
أَعْمَالُكُمْ أَحْفَظُهَا عَلَيْكُمْ، فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ
عَزَّ وَجَلَّ، وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلا يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ
Wahai
hambaKu.. sungguh, Aku telah haramkan kelaliman atas Diriku dan Aku jadikan
haram diantara kalian, maka janganlah kalian saling melalimi.
Wahai
hambaKu..sesungguhnya kalian telah berbuat kesalahan dimalam dan siang hari,
dan Aku-lah Yang Mengampuni dosa, dan Aku tidak memperdulikan (seberapa
besarnya), maka beristighfarlah kalian kepadaKu, maka Aku akan mengampuni
dosa-dosa kalian.
Wahai
hambaKu.. setiap dari kalian akan kelaparan kecuali siapa yang Aku beri makan
kepadanya, maka mintalah agar diberi makanan kepadaKu, maka Aku akan memberi
kalian makan.
Wahai
hambaKu.. setiap dari kalian akan telanjang, kecuali orang yang Aku beri
pakaian kepadanya, mintalah pakaian kepadaKu, maka Aku akan memberi pakaian
kepada kalian.
Wahai
hambaKu, andai saja orang terdahulu kalian, orang setelah kalian, bangsa
manusia kalian, bangsa jin kalian, mereka semua memiliki hati seperti hati
terjahat dari kalian, maka tidak akan mengurangi kekuasaanKu sedikitpun..
Wahai
hambaKu.. seandainya saja orang terdahu dan sampai orang yang setelah kalian, baik
dari bangsa Jin kalian, bangsa Manusia kalian. mereka memiliki hati seperti
hatinya yang paling taqwa diantara kalian, yang demikian itu tidak akan
menambah kekuasaanKu.
Wahai
hambaKu.. seandanya saja orang terdahulu dan yang akan datang dari kalian, dari
bangsa Jin dan Manusian kalian, mereka semua berada pada tingkat yang
tertinggi, kemudian semuanya memohon kepadaKu dan Aku kabulkan semua
permintaanya, maka yang demikian itu tidak akan mengurang kekuasaanKu
secerca-pun, kecuali laksana berkurangnya air laut yang dicelupkan sebuah jarum
dengan sekali celupan.
Wahai
hambaKu.. hanya amalan-amalan kalian yang aku simpan untuk kalian, siapa yang
mendapatinya dalam keadaan baik, hendaknya memanjatkan puja-puji syukur
kehadirat Alloh Swt, dan siapa yang mendapatinya selain dari itu maka hendaknya
janganlah mencela kecuali pada dirinya sendiri.
Abu Musa
mengatakan bahwa Sa’id bin Abdul Aziz
berkata, ketiak Abu Idris meriwayatkan
hadits ini, dia tertunduk (malu) pada lututnya. Hadits ini shahih, kami telah
meriwayatkan dalam kitab Shahih Muslim
dan lainnya, para perawi sanadnya mulai dari kami sampai Abu Dzarr semuanya berasal dari Damaskus, sementara itu Abu Dzarr sendiri juga tinggal di Damaskus. Sehingga dalam hadits ini terkumpul
banyak pelajaran. Diantaranya adalah keshahihan
sanad, matan hadits serta tingginya sanad dan bersambungnya mata
rantai sanad yang kesemuanya dari perawi Damaskus,
semoga Alloh meridhi mereka dan memberikan keberkahan kepada mereka.
Selain
itu, dalam hadits ini juga mengandung penjelasan tentang berbagai kaidah agung
dalam dasar-dasar agama, berikut cabang-cabangnya, serta adab tata krama, juga
tentang kelembutan hati dan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar